Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang
menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari
dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya
antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan
erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat
menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan
pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan,
bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui
teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan
penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk
mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap
masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Fungsi Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat.
Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi
filsafat secara keseluruhan, yakni:
- Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
- Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
- Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
- Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
- Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disarikan dari Agraha Suhandi (1989)
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu
adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan
teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu:
sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif
antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya
menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
Cara kerja filsafat ilmu memiliki pola dan model-model
yang spesifik dalam menggali dan meneliti dalam menggali pengetahuan melalui
sebab musabab pertama dari gejala ilmu pengetahuan. Di dalamnya mencakup paham
tentang kepastian , kebenaran, dan obyektifitas. Cara kerjanya bertitik tolak
pada gejala – gejala pengetahuan mengadakan reduksi ke arah intuisi para
ilmuwan, sehingga kegiatan ilmu – ilmu itu dapat dimengerti sesuai dengan
kekhasannya masing-masing disinilah akhirnya kita dapat mengerti fungsi dari
filsafat ilmu.
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat.
Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi
filsafat secara keseluruhan, yakni:
- Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
- Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
- Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
- Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
- Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.
Jadi, Fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan
landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin
ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya
dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai
confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara
hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan
berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana. Manfaat lain mengkaji
filsafat ilmu adalah:
- Tidak terjebak dalam bahaya arogansi intelektual
- Kritis terhadap aktivitas ilmu/keilmuan
- Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus-menerus sehingga ilmuwan tetap bermain dalam koridor yang benar (metode dan struktur ilmu)
- Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis-rasional
- Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid
- Berpikir sintetis-aplikatif (lintas ilmu-kontesktual)
Referensi:
Susanto. 2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan
Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar