Indera
Indera digunakan
untuk berhubungan dengan dunia fisik atau lingkungan di sekitar kita. Indera
ada bermacam-macam; yang paling pokok ada lima (panca indera), yakni indera
penglihatan (mata) yang memungkinkan kita mengetahui warna, bentuk, dan ukuran
suatu benda; indera pendengaran (telinga) yang membuat kita membedakan
macam-macam suara; indera penciuman (hidung) untuk membedakan bermacam
bau-bauan; indera perasa (lidah) yang membuat kita bisa membedakan makanan enak
dan tidak enak; dan indera peraba (kulit) yang memungkinkan kita mengetahui
suhu lingkungan dan kontur suatu benda.
Pengetahuan lewat
indera disebut juga pengalaman, sifatnya empiris dan terukur. Kecenderungan
yang berlebih kepada alat indera sebagai sumber pengetahuan yang utama, atau
bahkan satu-satunya sumber pengetahuan, menghasilkan aliran yang disebut
empirisisme, dengan pelopornya John Locke (1632-1714) dan David Hume dari
Inggris. Mengenai kesahihan pengetahuan jenis ini, seorang empirisis sejati
akan mengatakan indera adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat
dipercaya, dan pengetahuan inderawi adalah satu-satunya pengetahuan yang benar.
Tetapi mengandalkan
pengetahuan semata-mata kepada indera jelas tidak mencukupi. Dalam banyak
kasus, penangkapan indera seringkali tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
Misalnya pensil yang dimasukkan ke dalam air terlihat bengkok, padahal
sebelumnya lurus. Benda yang jauh terlihat lebih kecil, padahal ukuran
sebenarnya lebih besar. Bunyi yang terlalu lemah atau terlalu keras tidak bisa
kita dengar. Belum lagi kalau alat indera kita bermasalah, sedang sakit atau
sudah rusak, maka kian sulitlah kita mengandalkan indera untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar.
Akal
Akal atau rasio
merupakan fungsi dari organ yang secara fisik bertempat di dalam kepala, yakni
otak. Akal mampu menambal kekurangan yang ada pada indera. Akallah yang bisa
memastikan bahwa pensil dalam air itu tetap lurus, dan bentuk bulan tetap bulat
walaupun tampaknya sabit. Keunggulan akal yang paling utama adalah kemampuannya
menangkap esensi atau hakikat dari sesuatu, tanpa terikat pada fakta-fakta
khusus. Akal bisa mengetahui hakekat umum dari kucing, tanpa harus
mengaitkannya dengan kucing tertentu yang ada di rumah tetangganya, kucing hitam,
kucing garong, atau kucing-kucingan.
Akal mengetahui
sesuatu tidak secara langsung, melainkan lewat kategori-kategori atau ide yang
inheren dalam akal dan diyakini bersifat bawaan. Ketika kita memikirkan
sesuatu, penangkapan akal atas sesuatu itu selalu sudah dibingkai oleh
kategori. Kategori-kategori itu antara lain substansi, kuantitas, kualitas,
relasi, waktu, tempat, dan keadaan.
Pengetahuan yang
diperoleh dengan akal bersifat rasional, logis, atau masuk akal. Pengutamaan
akal di atas sumber-sumber pengetahuan lainnya, atau keyakinan bahwa akal
adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar, disebut aliran rasionalisme,
dengan pelopornya Rene Descartes (1596-1650) dari Prancis. Seorang rasionalis
umumnya mencela pengetahuan yang diperoleh lewat indera sebagai semu, palsu,
dan menipu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar