Dalam filsafat pendidikan dikenal
beberapa aliran, antara lain Progresivisme, Esensialisme, Perenialisme
dan Rekonstruksionisme. Sebelumnya saya telah memposting mengenai
relevansi filsafat dengan pendidikan. Untuk mengetahui filsafat pendidikan
lebih luas saya akan membahas beberapa aliran dalam filsafat pendidikan yang
saya sebutkan diatas. Kali ini saya akan membahas aliran progresivisme dalam filsafat pendidikan.
Progresivisme adalah suatu gerakan
dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa
pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang.
Pendidikan harus berpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang
muatan.
Progresivisme mempunyai konsep yang
didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai
kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi
masalah-masalah yang bersifat menekan mengancam adanya manusia itu sendiri.
Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen progresivisme,
maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang
merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat,
antropologi, psikologi, dan ilmu alam.
Progresivisme berpendapat
tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat
dinamis dan temporal;menyala. Tidak pernah sampai pada yang paling eksterm,
serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya
pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan
dalam kebudayaan. Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial
yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental,
yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Progresivisme merupkan
pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada
kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata”,
dan juga pengalaman teman sebaya.
Tokoh-tokoh Aliran Progresivisme
William James ( 1842-1910 )
James berkeyakinan bahwa otak atau
pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi
biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau
fikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu
pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa prakonsepsi
teologis, dan menempatkannya da atas dasar ilmu prilaku.
John Dewey ( 1859-1952 )
Teori Dewey tentang sekolah adalah
progresivisme yang lebih menekankan kepada anak didik dan minatnya dari pada
mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah “Cild Centered Curiculum”, dan “Cild
Centered School”. Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa
depan yang belum jelas.
Hans Vaihinger ( 1852-1933 )
Hans Vaihinger menurutnya tahu itu
hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan objeknya mungkin dibuktikan,
satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya untuk mempengaruhi
kejadian-kejadian didunia.
Pandangan Progresivisme dan Penerapannya di Bidang
Pendidikan
Anak didik diberikan kebebasan
secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang
terpendam dalam dirinya. Tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang
lain. Oleh karena itu aliran filsafat progresivisme tidak menyetujui pendidikan
yang otoriter. Sebab, pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para
pelajar untuk hidup sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran.
Dan sekaligus mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.
Filsafat progresivisme menghendaki
jenis kurikulum yang bersifat luwes (fleksibel) dan terbuka. Jadi kurikulum itu
bisa diubah dan dibentuk sesuai dengan zamannya. Sifat kurikulumnya adalah
kurikulum yang dapat direvisi dan jenisnya yang memadai, yaitu yang bersifat
eksperimental atau tipe Core Curriculum. Kurikulum
Dipusatkan pada pengalaman atau
kurikulum eksperimental didasarkan atas manusia dalam hidupnya selalu
berinteraksi didalam lingkungan yang komplek.
Progresivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran
yang diberikan terpisah, melainkan harus terintegrasi dalam unit. Dengan adanya
mata pelajaran yang terintegrasi dalam unit, diharapkan anak dapat berkembang
secara fisik mauopun psikis dan dapat menjangkau aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
Sekian
dulu pembahasan mengenai aliran progresivisme dalam filsafat pendidikan,
aliran-aliran yang lain akan dibahas pada postingan berikutnya. Waitiiing^^
Referensi:
http://supriadiucuptea.blogspot.co.id/2012/04/aliran-aliran-filsafat-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar