Pada
postingan sebelumnya saya telah banyak membahas mengenai filsafat, sekarang ini
saya akan memperkenalkan beberapa tokoh filsafat yang mungkin beberapa diantara namanya sudah
sering kita dengar seperti Plato, Socrates, Aristoteles dan lain-lain. Tokoh
filsafat atau disebut juga Filsuf, inilah beberapa yang saya bahas ada artikel
ini yaitu:
Filosof Yunani kuno Plato tak pelak
lagi cikal bakal filosof politik Barat dan sekaligus dedengkot pemikiran etika
dan metafisika mereka. Pendapat-pendapatnya di bidang ini sudah terbaca luas
lebih dari 2300 tahun. Tak pelak lagi, Plato berkedudukan bagai bapak moyangnya
pemikir Barat, Plato dilahirkan dari kalangan famili Athena kenamaan sekitar
tahun 427 SM. Di masa remaja dia berkenalan dengan filosof kesohor Socrates
yang jadi guru sekaligus sahabatnya. Tahun 399 SM, tatkala Socrates berumur
tujuh puluh tahun, dia diseret ke pengadilan dengan tuduhan tak berdasar
berbuat brengsek dan merusak akhlak angkatan muda Athena. Socrates dikutuk,
dihukum mati. Pelaksanaan hukum mati Socrates –yang disebut Plato “orang
terbijaksana, terjujur, terbaik dari semua manusia yang saya pernah kenal”–
membikin Plato benci kepada pemerintahan demokratis.
Nyaris tak terbantahkan, Aristoteles
seorang filosof dan ilmuwan terbesar dalam dunia masa lampau. Dia memelopori
penyelidikan ihwal logika, memperkaya hampir tiap cabang falsafah dan memberi
sumbangsih tak terperikan besarnya terhadap ilmu pengetahuan. Banyak ide-ide
Aristoteles kini sudah ketinggalan jaman. Tetapi yang paling penting dari apa yang
pernah dilakukan Aristoteles adalah pendekatan rasional yang senantiasa
melandasi karyanya. Tercermin dalam tulisantulisan Aristoteles sikapnya bahwa
tiap segi kehidupan manusia atau masyarakat selalu terbuka untuk obyek
pemikiran dan analisa. Pendapat Aristoteles, alam semesta tidaklah dikendalikan
oleh serba kebetulan, oleh magi, oleh keinginan tak terjajaki kehendak dewa
yang terduga, melainkan tingkah laku alam semesta itu tunduk pada hukum-hukum
rasional. Kepercayaan ini menurut Aristoteles diperlukan bagi manusia untuk
mempertanyakan tiap aspek dunia alamiah secara sistematis dan kita mesti
memanfaatkan baik pengamatan empiris dan alasan-alasan yang logis sebelum
mengambil keputusan.
Filosof Cina Meng-Tse (Mencius)
adalah pengganti Kong Hu-Cu. Ajaran-ajarannya, seperti apa yang dibentangkan
dalam buku Book of Mencius, sangat dihargai di Tiongkok selama berabad-abad.
Dia sering dijuluki “The Second Sage,” manusia bijak kedua, yaitu kebijakannya
jatuh nomor dua sesudah Kong Hu-Cu yang berjangka selisih dengannya sekitar
2000 tahun. Meng-Tse dilahirkan sekitar tahun 371 SM di negeri kecil Tsou, yang
kini berada di provinsi Shantung. Masa ia dilahirkan, babak akhir dinasti Chou,
disebut oleh orang Cina dengan julukan “Masa perang antar negeri,” berhubung
Cina secara politis waktu itu terpecah belah. Meng-Tse, meskipun dia berada di
belakang tradisi Kong Hu-Cu dan senantiasa jadi pendukung gigih teori-teori dan
gagasan Kong Hu-Cu, akhimya dihormati selaku cerdik pandai dan filosof atas
daya kreasi dan karya pikirnya sendiri.
Filosof politik Italia, Niccolo
Machiavelli, termasyhur karena nasihatnya yang blak-blakan bahwa seorang
penguasa yang ingin tetap berkuasa dan memperkuat kekuasaannya haruslah
menggunakan tipu muslihat, licik dan dusta, digabung dengan penggunaan
kekejaman penggunaan kekuatan. Dikutuk banyak orang selaku bajingan tak
bennoral, dipuja oleh lainnya selaku realis tulen yang berani memaparkan
keadaan dunia apa adanya, Machiavelli salah satu dari sedikit penulis yang
hasil karyanya begitu dekat dengan studi baik filosof maupun politikus.
Voltaire itu sebetulnya nama
samaran. Nama yang diberikan bapaknya ketika dia diseret keluar oleh bidan
adalah Francois Marie Arouet. Siapa pun panggilannya, yang jelas dia tokoh
terkemuka pembaharu Perancis. Fungsinya tidak cuma dwi, tetapi jauh lebih
banyak dari itu: penyair, penulis drama, penulis esai, penulis cerita pendek,
ahli sejarah, dan filosof. Dia betul-betul juru bicaranya pemikiran bebas
liberal.
Mestinya dia ini sekandang dengan
politikus. Bertahun dia dikenal selaku politikus Inggris terkemuka. Hampir
sebagian terbesar masa hidup dan energi dia tumpahkan dalam urusan karier
politik. Tetapi, di buku ini Francis Bacon dimasukkan semata-mata karena
tulisan-tulisan filosofinya. Dalam tulisan-tulisan itu dia bagaikan “dukun”nya
babak baru ilmu pengetahuan; dialah filosof besar pertama yang menyadari bahwa
ilmu pengetahuan dan falsafah dapat mengubah dunia, dan dengan sangat efektif
menganjurkan penyelidikan ilmiah.
Dari beribu-ribu judul buku yang
pernah ditulis di Cina, mungkin yang paling banyak diterjemahkan dan dibaca di
luar negeri itu adalah sebuah buku ditulis lebih dari 2000 tahun yang lalu,
terkenal dengan nama Lao Tse atau Tao Te Ching. Buku Tao Te Ching ini atau
“Cara lama dan Kekuatannya” adalah naskah utama di mana filosofi Taoisme
diperinci. Buku ini buku ruwet, ditulis dalam gaya khas yang luar biasa dan
mampu menyuguhkan pelbagai rupa penafsiran. Ide sentralnya berkaitan dengan
masalah Tao yang lazim diterjemahkan dengan “Jalan” atau “Jalur.” Tetapi,
konsepnya agak kabur, karena buku Tao Te Ching sendiri dimulai dengan kalimat:
“Tao yang akan dijelaskan bukanlah Tao yang abadi; nama yang disebut di sini bukanlah
nama yang abadi.” Tetapi, dapatlah kita katakan bahwa Tao berarti secara
kasarnya “Alam” atau “Hukum Alam.”
Lahir di Jenewa, Swiss, filosof tenar
Jean-Jacques Rousseau ini. Malang menimpa, bundanya hembuskan napas teraklrir
tak lama sesudah melahirkannya. Rupanya, nasib buruk masih terus membuntuti: di
umur sepuluh tahun ayahnya diusir dan meninggalkan Jenewa dan hiduplah Rousseau
seorang diri. Kemudian Rousseau sendiri meninggalkan Jenewa tahun 1728 ketika
umurnya menginjak enam belas tahun. Bertahun Rousseau awam seawam-awamnya, tak
terkenal namanya samasekali, berkelana dari satu tempat ke tempat lain, dan
bekerja di satu tempat dan pindah kerja di tempat lain. Di sela-sela itu dia
terlibat percintaan dengan banyak wanita, antara lain dengan Therese Levasseur
yang ujungujungnya punya lima anak di luar perkawinan. Dia tempatkan kelima
anak itu di asrama anak-anak yang tidak ketahuan bapak-ibunya. (Tatkala usianya
mencapai lima puluh tahun, Therese dinikahinya betul-betul).
Di desa La Haye-lah tahun 1596 lahir
jabang bayi Rene Descartes, filosof, ilmuwan, matematikus Perancis yang
tersohor. Waktu mudanya dia sekolah Yesuit, College La Fleche. Begitu umur dua
puluh dia dapat gelar ahli hukum dari Universitas Poitiers walau tidak pernah
mempraktekkan ilmunya samasekali. Meskipun Descartes peroleh pendidikan baik,
tetapi dia yakin betul tak ada ilmu apa pun yang bisa dipercaya tanpa
matematik. Karena itu, bukannya dia meneruskan pendidikan formalnya, melainkan
ambil keputusan kelana keliling Eropa dan melihat dunia dengan mata kepala
sendiri. Berkat dasarnya berasal dari keluarga berada, mungkinlah dia
mengembara kian kemari dengan leluasa dan longgar. Tak ada persoalan duit.
Filosof pertama yang menghimpun
secara terpadu gagasan dasar konstitusi demokratis adalah orang Inggris: John
Locke. Pikiran-pikirannya memancarkan pengaruh kuat kepada para dedengkot
pendiri Republik Amerika Serikat. Bukan itu saja, pengaruhnya juga kuat merasuk
ke dalam kalbu gerakan pembaharu Perancis. Locke dilahirkan tahun 1632 di Wrington, Inggris. Dia
memperoleh pendidikan di Universitas Oxford, peroleh gelar sarjana muda tahun
1656 dan gelar sarjana penuh tahun 1658. Selaku remaja dia tertarik sangat pada
ilmu pengetahuan dan di umur tiga puluh enam tahun dia terpilih jadi anggota
“Royal Society.” Dia menjadi sahabat kental ahli kimia terkenal Robert Boyle
dan kemudian hampir sepanjang hidupnya jadi teman dekat Isaac Newton. Kepada
bidang kedokteran pun dia tertarik dan meraih gelar sarjana muda di bidang itu
meskipun cuma sekali-sekali saja berpraktek.
Referensi: https://intananggia.wordpress.com/2012/04/23/tokoh-tokoh-filsafat-dunia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar