Minggu, 04 Desember 2016

Adakah Aturan-aturan Moral yang Absolut?

Gagasan bahwa aturan moral ditaati tanpa pengecualian sulit untuk dipertahankan. Mudah untuk menjelaskan mengapa kita seharusnya membuat pengecualian terhadap suatu peraturan apabila kita menganggap bahwa peraturan itu mengakibatkan hasil yang mengerikan. Perintah itu menyatakan kepada kita tentang apa yang harus kita lakukan jika kita mempunyai keinginan yang relevan dengan perintah itu. Keharusan moral sebaliknya, tidak tergantung pada adanya keinginan-
keinginan khusus. Bentuk dari suatu kewajiban moral bukanlah “jikalau anda menginginkan sesuatu maka anda wajib melakukan sesuatu”, melainkam “anda wajib melakukan ini-itu, titk.”
Menjadi pelaku moral berarti mengarahkan perilakunya dengan “hukum-hukum universal”. Immanuel Kant beranggapan bahwa aturan yang melarang berbohong merupakan salah satu dari hukum universal. Kant menganggap bahwa kebohongan itu tidak dapat dibenarkan meskipun berbohong untuk kebaikan. Dalam buku A Short History of Ethics (1966), Alasdair Maclntyre menyatakan bahwa “bagi banyak orang yang belum pernah mendengar filsafat, apalagi nama Kant, moralitas secara kasar merupakan apa yang dikatakan Kant yakni sebuah sistem aturan yang harus diikuti karena wajib tanpa peduli pada apa yang diinginkan atau dimaui seseorang. Seseorang tidak dapat memandang dirinya istimewa dari sudut pandang moral. Yang dituntut dari gagasan Kant ialah jika kita melanggar suatu aturan , maka kita melakukan itu demi suatu alasan yang bisa kita berlakukan juga untuk diterima oleh orang lain yang berada dalam posisi yang sama dengan kita.

Referensi:
Rachel, James. 2007. Filsafat Moral . Yogyakarta: Kanisus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar