Setiap
tahun, jutaan anak meninggal karena kelaparan. Banyak saudara-saudara kita di
belahan dunia lain yang hidup serba kekurangan. Sementara orang-orang yang
hidup di Negara maju justru sibuk menghambur-hamburkan uang dan membeli
barang-barang mewah. Seharusnya, kita membantu mereka yang kesulitan daripada
sibuk memperkaya diri sendiri.
Moralitas
menuntut kita untuk dapat menyeimbangkan kepentingan kita dengan kepentingan
yang lain. Tidak salah bersikap membahagiakan diri sendiri, namun alangkah
lebih indah jika kita dapat berbagi kebahagiaan itu dengan yang lain. Jika
tindakan yang kita lakukan dapat member manfaat bagi orang lain, maka kita
harus melakukannya. Akal sehat mengatakan bahwa kita harus peduli pada
kepentingan orang lain.
Namun,
egoisme etis menyatakan sebaliknya. Didalam egoisme etis mengajarkan bahwa
setiap orang harus mengejar kepentingannya sendiri secara eksklusif. Egoisme
etis menyatakan bahwa kita tidak memiliki kewajiban moral selain menjalankan
perbuatan yang paling baik utnuk diri sendiri. Namun, egoisme etis tidak
mengajarkan bahwa anda tidak boleh menolong orang lain. Anda justru dianjurkan
untuk menolong orang yang memberi anda peluang mencapai kebahagiaan. Dalam
berbagai
kesempatan, anda mungkin saja dapat menolong diri sendiri dan orang lain secara
bersamaan. Misalnya menolong seorang pengusaha dengan harapan anda ditawari
pekerjaan.
Ada tiga
argument pendukung egoisme etis yaitu:
1.
Argument bahwa altruisme dapat menghancurkan diri sendiri. Artinya, apabila
kita menolong orang tetapi tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, maka itu
hanya akan menghancurkan penilaian orang terhadap kita. Selain itu, menolong
orang juga berarti ikut campu terhadap urusan orang lain. Kita akan menjadi
pribadi yang menganggap orang lain lemah menghadapi kesulitanya.
2.
Argumen Ayn Rand. Menurut argument ini jika kita ingin menolong orang lain maka
kita akan mengorbankan kepentingan kita demi kepentingan orang lain. Hal itu
akan mengakibatkan kesulitan bagi diri sendiri
3.
Argumen egoisme etis dianggap cocok dengan moralitas akal sehat. Dalam
pernyataan ini dijelaskan bahwa kita berbuat baik untuk orang lain agar orang
lain berbuat baik untuk kita. Menurut akal sehat itu benar. Karena jika kita
berbuat baik untuk orang lain, maka orang lain akan merasa berhutang budi dan
berusaha membalas kebaikan kita lagi.
Selain
yang mendukung, ada argument yang menentang egoisme etis, yaitu:
1.
Argumen bahwa egoisme etis tiidak dapat memecahkan konflik kepentingan. Dalam
buku The Moral of View (1958), Kurt Baier berpendapat bahwa egoisme etis tidak
dapat dibenarkan karena tidak memberikan pemecahan mengenai konflik-konflik
kepentingan. Kita memerlukan aturan moral karena kepentingan kita saling
bertentangan satu sama lain, namun egoisme etis tidak dapat memberikan jawaban
untuk menyelasaikan konflik kepentingan. Egoisme etis hanya menyauruh setiap
individu berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai kepentingannya sehingga ia
dapat memenangkan konflik.
2. Argumen
bahwa egoisme etis secara logis konsisten. Sejumlah filsuf Barat, termasuk
Baier menyatakan perlawanan terhadap egoisme etis karena mereka menganggap
bahwa egoisme etis secara logis tidak konsisten. Artinya,menurut mereka ajaran
itu membawa kontradiksi logis. Sebuah teori tidak bisa dibenarkan jika
berlawanan dengan dirinya sendiri. Sesorang pasti memiliki hati nurani untuk
menolong, namun egoisme etis melarang orang untuk
menolong
orang jika dia tidak diuntungkan. Menghalangi seseorang untuk menjalankan
kewajiban sebagai makhluk sosial yaitu membantu sesamanya jelas keliru.
3.
Argumen bahwa egoisme etis sewenang-wenang dan tidak dapat diterima. Egoisme
etis hamper sama dengan rasisme. Ajaran ini mengajarkan kita untuk mengutamakan
kepentingan kelompok kita daripada kelompok lain, dan menganggap bahwa kelompok
lain itu tidak berharga. Hal itu jelas keliru. Kita harus memperlakukan semua
manusia sama, kecuali ada perbedaan yang memang dapat di toleransi.
Referensi:
Rachel,
James. 2007. Filsafat Moral .
Yogyakarta: Kanisus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar