Minggu, 04 Desember 2016

Kelahiran Kembali Ilmu di Zaman Renesans

Kata ilmu dan nenek moyangnya Yunani dan Latin adalah suatu hal yang sudah tua, dengan arti-artinya yang terus menerus berubah.Pada periode masa itu yang dimaksud dengan kata ilmu terbatas pada bidang-bidang yang memberikan pengetahuan mengenai teknologi dan filsafat istilah lainnya adalah seni atau teknik.Seni itu ialah bahasa, logika, matematika, dan kaum terpelajar atau para pejabat mempelajari kedokteran dan hukum.
Tahun 1413 merupakan saat permulaan bagi ekspansi Eropa, saat pertama kali bangsa Eropa umumnya suram universitas-universitas runtuh, gereja terpecah-pecah, dan perekonomian masih menderita akibat pengaruh-pengaruh Maut Hitam. Asal-usul kelahiran kembali ilmu dapat dilokasikan pada tiga pusat.Asal usul pertama dan yang terakhir ialah hal yang disebut engan penemuan manusia dan alam, sebuah produk Renesans yang artistic pada abad ke-15 di Italia. Di penghujung abad ke-15 setiap kota besar mempunyai penerbitsn sendiri, dan tersedianya buku-buku dengan harga murah menyebabkan terjadinya transformasi di bidang pembelajaran dan kebudayaan.
Buku yang dicetak pada abad ke-16 memberikan suatu sumber bukti yang layak untuk suatu bangunan ilmu.Pada permulaan abad ini pengetahuan masih belum berkembang dan sangat tergantung kepada ringkasan-ringkasan kacau dari zaman kuno dan sumber-sumber berbahasa Arab.Menjelang pertengan peradaban ini muncul berbagai karya yang mengungguli orang-orang terbaik dari pada pendahulunya. Selama abad ini, Reformasi Protestan meletuskan serangkain peperangan yang membuat para perwira perang memerlukan keahlianbmatematis tertentu yang baru, yang berkaitan dengan pembuatan benteng dan keahlian membuat atau menembakkan meriam, yang juga memunculkan kelas-kelas baru para praktisi seperti ahli-ahli bedah militer dan para teknisi.Menjelang berakhirnya abad iniseni matematis terapan menjadi bagian pendidikan yang standar bagi seorang pria terhormat di Benua Eropa.


Referensi:
Jerome, Revertz R. 2014. Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar