Minggu, 04 Desember 2016

Perkembangan Histroris Filsafat Ilmu (Sampai Perang Dunia 1: Filsafat Fisika Klasik)

Abad belakangan, dalam tahun 1800-an, para filsuf ilmu dengan cara yang berbeda-beda, seperti Ernst Mach, fenmenalis Auatria, dan Heinrich Hertzh, perintis teori gelombang elektromagnetik, keduanya melanjutkan persoalan-persoalan yang dibukakan oleh Kant, dan beberapa impilkasinya masih diteliti dalam tahun 1970-an, contohnya dalam psikologi kognitif.
Perdebadan dalam filsafat ilmu adalah abad ke-19 berpusat pada topik-topik pinggiran dan menghindari isu-isu yang dapat mempertanyakan kemapanan Euklides dan Newton. Pertengahan abad ke-19, Herman von Helmholtz, pelopor studi-studi ilmiah yang luas cakupannya, memulai penyelidikan-penyelidikan yang luar biasa ke dalam produkski pengalaman inderawi dan ide-ide manusia yang dilakukan dalam karya monumentalnya Handbuch der physiologischen Optik (1956-67); diterjemahkan ke dalam bahasa inggris, Physilogical Optics (1921-25).
Pada sisi ekstrem, seoranng fisikawan dan filsuf Austria, Ernst Mach, dan Richard Avenarius, pengarang filsafat yang dikenal sebagai emprio-kritisme menjelaskan secara rinci bentuk sensasionalis Empirisisme yang mengingatkan kita pada David Hume, yang telah bersikeras bahwa semua ini dapat dilacak kepada “kesan-kesan” (sensasi-sensasi).
Referensi:
Jerome, Revertz R. 2014. Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar