Minggu, 04 Desember 2016

Perkembangan Histroris Filsafat (Ilmu Perdebatan Abad ke-20: Para Postivistis versus Sejarawan)

Di pertengahan abad ke-10, perdebatan dalam filsafat ilmu menjadi semakin mendalam, rumit dan keritis, dalam kenyataannya selama 50 tahun, kita telah melihat topik itu akhirnya mendapat status sebagai suatu displin profesinal yang mantap.
Tema-tema utama perdebatan berikutnya sebagian besar diperkenlakan dalam diskusi periode sekitar tahun 1900. Mach mencoba mereduksi semua pengetahuan menjadi penyataan-pernyataan tentang sensasi-sensasi, sebagai sumber utama baik Potivisme dan empirisisme logis Lingkaran Wina-sekelompok filsuf dan ilmuwan terkemuka yang bertemu secara teratur di Wina selama tahun 1920-an dan 1930-an.
Oposisi yang paling kuat kepada aliran Empirisis atau Positivis telah muncul yang berasal dari aliran Neo-Kantian yang mempertanyakan persis pada kemungkinan mengidentifikasi kumpulan yang dibuthhkan untuk memperkuat atau tidak mempercayai teori-teori alternatif.
Selama periode yang sama ini, perubahan-perubahan luar biasa yang terjadi di dalam ilmu-ilmu seperti fisika teoritis, biokimia, dan psikologi telah merangsang diskusi-diskusi filosofis di kalangan para ilmuwan itu sendiri. Secara metodologis, sejak tahun 1940 satu pusat baru perdebatan filosofis telah berkembang, kini dalam ilmu-ilmu behavioral. Sedangkan pada tahun 1970-an para psikolog teoritis masih jauh dar sepakat dalam penjelasan-penjelasan merekamengenai perilaku manusia.

Referensi:
Jerome, Revertz R. 2014. Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar