Menjelang berakhirnya periode pra-Kristen, kekaisaran Romawai mencapai
dominasi atas seluruh dunia Mediterania.Peradaban ini begitu canggih dan
nyata-nyata modern dalam politik dan personalitasnya, begitu gemar mempelajari dispilin
hukum, sangat progresif dalam teknologi-teknologi perang negara dan kesehatan
publik, dengan akses langsung kepada kumpulan karya-karya ilmu Yunani, namun
gagal menghasilkan ilmuwan seorang pun.
Di satu sisi, orang Romawi sendiri menganggap ilmu sebagai hal yang cocok
hanya untuk spekulasi yang bersifat sementara(casual speculation). Di sisi
lain, ilmu dianggap cocok hanya untuk teknik-teknik praktis.
Ada dua aliraan terkemuka pada masa Romawi, yaitu Stoisme dan Epikureanisme
dan amant yang ditawarkan keduanya untuk menjadi manusia bijaksana, yaitu
mengagungkan pengunduran diri (resignation) dan mengajarkan kebahagian.
Walaupun demikian aliran yang belakangan mampu menghasilkan sebuah maha karya
ilmu yang spekulatif, De rerum natura (Tentang Hakekat Benda-benda), karya
Lukretius.
Para sejarawan berspekulasi tentang penyebab kegagalan orang Romawai di
bidang pengembangan ilmu.Struktur sosial bangsa Romawiyang berkombinasi dengan
kelekatannya yang lama terhadap bentuk-bentuk magis, tidak memberikan tempat
bagi penghargaan atas komitmen istimewa untuk jalan yang sulit dan berbahaya
dalam mencapai pengetahuan dan kebijaksanaan.
Referensi:
Jerome, Revertz R. 2014. Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang lingkup Bahasan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar