Minggu, 04 Desember 2016

Ilmu dalam Pearadaban Romawi

Menjelang berakhirnya periode pra-Kristen, kekaisaran Romawai mencapai dominasi atas seluruh dunia Mediterania.Peradaban ini begitu canggih dan nyata-nyata modern dalam politik dan personalitasnya, begitu gemar mempelajari dispilin hukum, sangat progresif dalam teknologi-teknologi perang negara dan kesehatan publik, dengan akses langsung kepada kumpulan karya-karya ilmu Yunani, namun gagal menghasilkan ilmuwan seorang pun.
Di satu sisi, orang Romawi sendiri menganggap ilmu sebagai hal yang cocok hanya untuk spekulasi yang bersifat sementara(casual speculation). Di sisi lain, ilmu dianggap cocok hanya untuk teknik-teknik praktis.
Ada dua aliraan terkemuka pada masa Romawi, yaitu Stoisme dan Epikureanisme dan amant yang ditawarkan keduanya untuk menjadi manusia bijaksana, yaitu mengagungkan pengunduran diri (resignation) dan mengajarkan kebahagian. Walaupun demikian aliran yang belakangan mampu menghasilkan sebuah maha karya ilmu yang spekulatif, De rerum natura (Tentang Hakekat Benda-benda), karya Lukretius.
Para sejarawan berspekulasi tentang penyebab kegagalan orang Romawai di bidang pengembangan ilmu.Struktur sosial bangsa Romawiyang berkombinasi dengan kelekatannya yang lama terhadap bentuk-bentuk magis, tidak memberikan tempat bagi penghargaan atas komitmen istimewa untuk jalan yang sulit dan berbahaya dalam mencapai pengetahuan dan kebijaksanaan.
Referensi:

Jerome, Revertz R. 2014. Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar