Kebudayaan Islam paling relevan bagi ilmu Eropa.Bukan sekedar karena
dekatnya hubungan antara Islam dangan Judaisme dan Kekristenan, melainkan juga
karena adanya kontak kultural yang aktif antara negeri-negeri berbahasa Arab
dengan Eropa Latin pada masa-masa yang menentukan. Ironisnya, zaman kebesaran
Islam bersamaan waktunya denga titik nadir kebudayaan di Eropa Barat.
Penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh pengkikut sang Nabi yang dimulai
sejak abad ke-17 hingga abad ke-10 telah membuat bahasa Arab menjadi bhasa kaum
terpelajar bagi bangsa-bangsa yang terentang mulai dari Persia hingga Spanyol.
Bangsa Muslim juga toleran terhadap keyiknan-keyakinan monoteis lainnya,
sehingga orang-orang Yahudi mendapatkan posisi yang tinggi di negeri-negeri
Islam pada saat mereka hampir tidak diizinkan hidup di Eropa. Tokoh-tokoh
terbesar saat itu dapat membentuk kemajuan-kemajuan kreatif, tetapi jarang
sekali ada kerja sama para sarjana yang dibutuhkan untuk membuat orang awam
menjadi efektif.
Kontak antara Islam dan Eropa Latin sebagian besar berlangsung melalui
Spanyol, dimana orang-orang Kristen dan Yahudi dapat bertindak sebagai
perantara dan penerjamah. Abad ke-12 menunjukkan adanya suatu program
penerjemahan besar-besaran karya-karya berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin,
mula-mula di bidang Astrologi, dan magis, kemudian di bidang kedokteran dan
akhirnya di bidang filsafat dan ilmu.
Referensi:
Jerome, Revertz R. 2014. Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang lingkup Bahasan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar