Kemunculan science Eropa dianggap bermula dari para filsuf Negara-negara
kota Yunani yang mendiami pantai dan pulau-pulau Mediterranian Timur, di akhir
abad ke-6 dan ke-5 SM. Karya mereka hanya dikenal melalui cuplikan-cuplikan,
rujukan-rujukan, kutipan-kutipan singkat yang dibuat oleh para pengarang yang
hidup belakangan. Dengan menyeleksi cuplikan-cuplikan itu para pengarang dapat
menjadikannya tampak lebih rasional dan lebih ilmiah dari pada hanya sekedar pembenaran.
Dapat dipercaya bawa para filsuf Yunani Kuno lebih berminat pada penjelasan
tentang fenomena dunia pencerapan inderawi (perceptual world ) daripada
mengajukan resep-resep praktis.Para filsuf Yunani justru menjadi perintis sikap
ilmiah Eropa modern.
Satu tradisi yang sangat penting terjadi, yakni aliran Pythagorean secara
eksplisit menjadi bersifat religious.Pendiri aliran ini, berusaha menemukan
kunci bagi harmoni universal, baik yang bersifat alamiah maupun sosial, dan
personalitas bilangan, yang dilihat sebagai susunan titik-titik yang terbentuk
adalah bukti yang penting. Filsuf Eleatis yang muncul agak belakangan, Zeno dan
Parmenides, menggunakan suatu analisis konseptual yang canggih untuk menyokong
posisi filosofis yang menyatakan kesatuan eksistensi yang tak berubah.
Plato yang hidup diawal abad ke-4 SM adalah seorang filsuf earliest(paling
awal/paling tua) yang tulisan-tulisannya masih ada.Ia merupakan seorang
propagandis matematika yang sangat berpengaruh. Aristoteles, yang juga hidup
diabad ke-4 SM adalah seorang filsuf dunia yang terkemuka dan
terbesar.Minat-minatnya terentang luas meliputi seluruh bidang alamiah dan
manusia, termmasuk etika dan metafisika.Aristoteles, memulai karirnya sebagai
murid Plato tetapi pada akhirnya ia tidak setuju dengan gurunya mengenai
soal-soal mendasar. Khusunya, ia menganggap matematika sebagai suatu abstraksi
dari kenyataan alamiah. Baginya alamiah adalah suatu sistem hidup yang kompleks
dan swakelola (self-regu-lation) .Sesungguhnya, seluruh filsafat alam berikut-berikutnya
merupakan sebuah dialog antara Plato dan Aristoteles, karena merekalah maka
persoalan-persoalan filosofis yang paling mendalam dihubungkan kepada
kehidupan.
Selama beberapa tahun Aristoteles menjadi guru pribadi pangeran yang
kemudianmenjadi Alexander Agung (Kaisar Yunani) yang mana pada masanya
mengantarkan Yunani mengalami perkembangan Budaya yang sangat pesat. Kota-kota
besar menjadi tempat persaingan para sarjana dan teks-teks klasik, dan beberapa
diantara mereka mendirikan pusat-pusat belajar seperti Museum yang tedapat di
kota terencana Alexandria.
Pada zaman Helenistik ini (±323-40 SM) tidak mencapai keberhasilan puncak
sebagaimana para genius zaman terdahulu, namun zaman ini menghasilkan beberapa
matematikawan yang besar(Euklides, Archimedes, dan Apollonius) dan para
astronom(Hipparkhus). Studi-studi di bidang kedokteran dan fisiologi juga
berkembang, dan selama periode ini, alkimia Eropa yang berasal dari alkimia
yang di kembangkan oleh alkemisi Mesir, mencoba merasionalisasi perubahan
kimiawi dengan teori-teori Aristoteles.
Referensi:
Jerome, Revertz R. 2014. Filsafat
Ilmu Sejarah dan Ruang lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar