Kamis, 01 Desember 2016

Ilmu dalam Peradaban Yunani



Kemunculan science Eropa dianggap bermula dari para filsuf Negara-negara kota Yunani yang mendiami pantai dan pulau-pulau Mediterranian Timur, di akhir abad ke-6 dan ke-5 SM. Karya mereka hanya dikenal melalui cuplikan-cuplikan, rujukan-rujukan, kutipan-kutipan singkat yang dibuat oleh para pengarang yang hidup belakangan. Dengan menyeleksi cuplikan-cuplikan itu para pengarang dapat menjadikannya tampak lebih rasional dan lebih ilmiah dari pada hanya sekedar pembenaran.
Dapat dipercaya bawa para filsuf Yunani Kuno lebih berminat pada penjelasan tentang fenomena dunia pencerapan inderawi (perceptual world ) daripada mengajukan resep-resep praktis.Para filsuf Yunani justru menjadi perintis sikap ilmiah Eropa modern.
Satu tradisi yang sangat penting terjadi, yakni aliran Pythagorean secara eksplisit menjadi bersifat religious.Pendiri aliran ini, berusaha menemukan kunci bagi harmoni universal, baik yang bersifat alamiah maupun sosial, dan personalitas bilangan, yang dilihat sebagai susunan titik-titik yang terbentuk adalah bukti yang penting. Filsuf Eleatis yang muncul agak belakangan, Zeno dan Parmenides, menggunakan suatu analisis konseptual yang canggih untuk menyokong posisi filosofis yang menyatakan kesatuan eksistensi yang tak berubah.
Plato yang hidup diawal abad ke-4 SM adalah seorang filsuf earliest(paling awal/paling tua) yang tulisan-tulisannya masih ada.Ia merupakan seorang propagandis matematika yang sangat berpengaruh. Aristoteles, yang juga hidup diabad ke-4 SM adalah seorang filsuf dunia yang terkemuka dan terbesar.Minat-minatnya terentang luas meliputi seluruh bidang alamiah dan manusia, termmasuk etika dan metafisika.Aristoteles, memulai karirnya sebagai murid Plato tetapi pada akhirnya ia tidak setuju dengan gurunya mengenai soal-soal mendasar. Khusunya, ia menganggap matematika sebagai suatu abstraksi dari kenyataan alamiah. Baginya alamiah adalah suatu sistem hidup yang kompleks dan swakelola (self-regu-lation) .Sesungguhnya, seluruh filsafat alam berikut-berikutnya merupakan sebuah dialog antara Plato dan Aristoteles, karena merekalah maka persoalan-persoalan filosofis yang paling mendalam dihubungkan kepada kehidupan.
Selama beberapa tahun Aristoteles menjadi guru pribadi pangeran yang kemudianmenjadi Alexander Agung (Kaisar Yunani) yang mana pada masanya mengantarkan Yunani mengalami perkembangan Budaya yang sangat pesat. Kota-kota besar menjadi tempat persaingan para sarjana dan teks-teks klasik, dan beberapa diantara mereka mendirikan pusat-pusat belajar seperti Museum yang tedapat di kota terencana Alexandria.
Pada zaman Helenistik ini (±323-40 SM) tidak mencapai keberhasilan puncak sebagaimana para genius zaman terdahulu, namun zaman ini menghasilkan beberapa matematikawan yang besar(Euklides, Archimedes, dan Apollonius) dan para astronom(Hipparkhus). Studi-studi di bidang kedokteran dan fisiologi juga berkembang, dan selama periode ini, alkimia Eropa yang berasal dari alkimia yang di kembangkan oleh alkemisi Mesir, mencoba merasionalisasi perubahan kimiawi dengan teori-teori Aristoteles.
Referensi:
Jerome, Revertz R. 2014. Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar