Minggu, 04 Desember 2016

Perkembangan Histroris Filsafat Ilmu (Periode Klasik dan Abad Tengah: Permulaan Filsafat Alam)

Pada mulanya persoalan-persoalan ilmu adalah di seputar metode dan substansi yang tidak terpisahkan dari apa yang telah lama disebut sebagai filsafat alam. Pertanyaan-pertanyaan tentang alamdidiskusikan dalam Timaeus karya Plato dan Physics karya Aristoteles, misalnya, berciri tidak murni metafisik ataupun murni empiris walaupun keduanya mempunyai aspek metodologis yang mirip dengan filsafat ilmu modern.
Plato beragumen bahwa hanya entitas-entitas matematis yang mempunyai jenis intelligbilitas yang bersifat tetap, yang telah dituntut Parmenides dengan tepat pada unusr-unsur pokok terakhir (ultimate constituents ) dalam ilmu alam rasional.Sedangkan dalam pandangan Aristoteles, entitas-entitas dan relasi-relasi matematis sangat umum dan sangat jauh dari pengalaman aktual untuk menjelaskan rincian-rincian kualitatif entitas-entitas empiris.Jadi unsur-unsur terakhir alam tentunya bukan bentuk-bentuk matematika yang sangat umum dan abstrak seperti yang dinyatakan Plato, melainkan lebih berupa entitas-entitas tertentu yang lebih spesifik, dapat dikenal dalam rangkaian pengalaman empiris yang lazim.Contoh dari esensi dasar seperti itu dapat ditemukan dengan mempelajari siklus hidup yang khas makhluk hidup yang berbeda-beda.
Pada puncak Abad Pertenghan, kemungkinan bagi manusia untuk membuat dirinya menjadi tuan intelektual alam, sebagian besar sudah ditinggalkan. Pengertian manusia masa kini tergantung kepada penerangan Allah.Jaminan pengetahuan ilmiah tidak terletak pada mutu metodologinya melainkan terletak pada berkat Allah.Dalam penafsiran ini, manusia tidak mempunyai jalur langsung untuk memasuki alam, satu-satunya jalan menuju pengetahuan adalah melalui pikiran ilahi.
Referensi:
Jerome, Revertz R. 2014. Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar