Akhir-akhir
ini para filsuf beranggapan bahwa telah terjadi kebobrokan moral, seperti gaya
hidup bebas, kriminalitas, perzinahan dan permaslahan moral lain semakin
memprihatinkan. Oleh karena itu, kita harus kembali ke jalan pikiran
Aristoteles yang menyangkut teori keutamaan. Aristoteles menyatakan keutamaan
adalah sifat karakter yang tampak dalam tindakan baik yang sudah menjadi
kebiasaan. Misalnya karakter jujur, hanya akan disebut karakter apabila seseorang
itu memang senantiasa berkata jujur bukan hanya kadang-kadang.
Ada banyak
sifa-sifat keutamaan yang harus dimiliki manusia, namun ada empat sifat
terpenting yang harus ada, yaitu berani, murah hati, jujur dan setia kepada
keluarga dan teman-teman. Keberanian merupakan hal yang baik karena kehidupan
itu penuh dengan bahaya dan tanpa keberanian kita tidak akan dapat
menghadapinya. Kemurahan hati diinginkan karena ada sejumlah orang yang memang
berada dalam keadaan yang lebih buruk daripada yang lain dan mereka membutuhkan
pertolongan. Kejujuran diperlukan karena tanpa itu hubungan antara manusia akan
keliru dengan berbagai cara. Kesetiaan merupakan hal yang hakiki dalam
persahabatan, teman lain, bahkan ketika mereka tergoda untuk meninggalkan.
Sifat-sifat
keutamaan berharga karena memiliki niali dan kegunaan tersendiri. Sifat
keutamaan akan membawa dampak positif bagi pribadi yang memilikinya. Setiap
orang memiliki ukuran sifat keutamaan yang berbeda-beda, tergantung kepada
kepribadian, peran sosial dan lingkungannya. Sikap-sikap keutamaan yang terus
dipelihara dan dikembangkan akan menghasilkan kekuatan moral. Kekuatan moral
adalah kekuatan pribadi seseorang yang mantap dan kesanggupannya untuk
bertindak sesuai dengan apa yang diyakininya sebagai tindakan yang benar.
Rencana
terbaik setiap orang mungkin memiliki kesamaan, seperti melawan kebohongan,
pencurian dan pembunuhan. Selain itu juga kesamaan dalam sifat-sifat keutamaan
yang harus dimiliki diantaranya kesabaran, keramahan dan pengendalian diri.
Tetapi rencana terbaik setiap orang tidak harus sama. Hal itu disebabkan setiap
orang memiliki kepribadian dan bakat yang berbeda-beda. Jadi, strategi untuk
hidup bagi setiap orang mungkin berbeda-beda.
Referensi:
Rachel,
James. 2007. Filsafat Moral .
Yogyakarta: Kanisus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar