Selasa, 06 Desember 2016

Tuntutan Untuk Tidak Berpihak

Hampir setiap teori penting dari moralitas meliputi pula gagasan untuk tidak berpihak. Gagasan dasarnya adalah bahwa setiap kepentingan individual mempunyai kepentingan yang sama: dari sudut pandang moral, tidak ada orag yang istimewa. Oleh karena itu, setiap dari kita harus mengenal bahwa kesejahteraan orang lain sama pentingnya dengan kesejahteraan kita. Tetapi pada saat yang sama, tuntutan untuk tidak berpihak mengecualikan skema apapun yang mengancam anggota kelompok yang kurang beruntung dan dianggap sebagai lebih rendah (inferior) secara moral --- sebagaimana orang kulit hitam, kaum yahudi (di Amerika) dan lainya dalam berbagai kesempatan telah diperlakukan secara demikian.
Tuntutan untuk tidak berpihak sangat erat kaitannya dengan pokok bahwa putusan moral harus didukung oleh alasan alasan yang baik.
Tuntutan untuk tidak berpihak, dengan demikian, pada dasarnya tidak lain daripada suatu penolakan terhadap sikap semena-mena dalam perlakuan terhadap sesama. Tuntutan semacam ini menjadi aturan yang melarang kita memperlakukan satu orang secara berbeda dari yang lain jikalau tak ada alasan yang tepat untuk melakukan hal itu. Tetapi jika hal ini menjelaskan apa yang keliru pada rasisme, maka hal ini juga mejelaskan mengapa dalam kasus-kasus khusus perlakuan berbeda terhadap yang lain bukan serta merta suatu sikap rasis. Misalnya, seorang direktur film membuat sebuah film mengenai hidup Martin Luther King, Jr. Ia tentu saja mempunyai alasan baik untuk mengecualikan Tom Cruise, untuk peran bintang tersebut --- karena pemilihan pemain seperti itu tidak masuk akal. Karena ada alasan yang tepat untuk itu, "diskriminasi" sang direktur bukanlah sesuatu yang semenamena dan karenanya tidak bisa dikenai kritik

Referensi:
Rachel, James. 2007. Filsafat Moral . Yogyakarta: Kanisus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar