Kamis, 01 Desember 2016

Kemana manusia sebagai jenis? (Arti Masa Depan)



Jika kita berbicara tentang masa depan manusia, perlu diperhatikan apa yang dimaksud dengan masa depan. Kita dapat membedakan masa depan dalam tiga arti, tentang masa depan de facto  tidak dapat dipastikan. Manusia itu bebas, ia sendiri memilih dan menentukan. Karena unsur kebebasan itu, maka bagaimana masa depannya de facto  tidak dapat diramalkan. Lain halnya dengan masa depan sebagai orientasi. Misalnya dalam evolusi alam ditemukan suatu dinamisme yang terarah pada suatu kesatuan baru. Sel-sel bergabung menjadi suatu orgnanisme. Kesatuan baru itu dari segi fisik lbih kompleks, tetapi dari segi psike merupakan suatu kesatuan yang serba baru dan lebih sempurna. Maka, berdasarkan garis-garis tertentu yang tampak dalam masa lam[au dapat kita katakan suatu tentang arah dan orientasi (extrapolasi). Kemudian, dalam artian ketiga, kita dapat berbicara tentang ,masa depan dalam art etis yaitu bagaimana seharusnya perkembangan kita. Orientasi kodrati merupakan suatu seruan yang mengikat secara etis. Maka pertanyaan konkret: apakah manusia sebagai jenis menuju suatu kesatuan baru?
          Maka, antara masa depan sebagai orientasi dan masa depan sebagai panggilan etis ada hubungan yang sangat erat. Orientasi yang nyata dalam seliruh evolusi alam masa lampau menjadi suatu seruan bagi manusia untuk mengarah pada kesatuan baru di masa mendatang. Seruan itu mengikat secara etis. Apa yang dapat kita katakan tentang kesatuan yang serba baru itu selama kita berada di tengan perjalanan? Bagaimanakha bentuknya? Seruan itu bersifat paradoksal karena kesatuan tidak boleh menghapus keunikan dari masing-masing anggota.
          Pada awalnya masa depan manusia sebagai jenis dilihat secara statis. Individu-individu akan mati, tetapi manusia sebgai jenis tetap sama. Dalam pandangan ini evolusi sebagai jenis sudah sampai pada puncaknya. Namun, manusia zaman sekarang tahu bahwa umur manusia sebagai jenis dalam evolusi alam masih sangat muda. Kalau “waktu” dari proses evolusi makhluk hidup didapatkan  menjadi 24 jam (1 hari), maka umur manusia  sebagai jenis baru lahir  34 detik (600.000 tahun yang lalu). Manusia dewasa ini lebih melihat evolusi bukan statis, melainkan dinamis. Manusia bertanya: kemana arah kita berjalan dan manakah bentuk kesatuan yang serba baru itu?
Referensi:
Snijders, Adelbert. 2004. Antropolofi Filsafat Manusia Paradoks dan Seruan. Yogyakarta: PT Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar