Cina memunculkan tantangan yang lebih besar kepada sejarawan ilmu Eropa,
Basis pengetahuan umumnya ialah keduniaan, meskipun lebih didasarkan pada
harmoni antara pribadi ketimbang keteraturan-keteraturan asbtrak.Hubungan
antara Cina dan Eropa bersifat tak langsung dan terbatas pada perdagangn
barang-barang antik.
Pada zaman Renaissans teknologi Cina lebih maju dari Eropa.Sejarawan ilmu
Inggris, Joseph Needham, telah menunjukkan pola-pola penyampaian serangkaian
penemuan-penemuan penting dari Cina bagian barat.Ketiga penemuan besar itu
adalah kompas magnetis, serbuk mesiu, dan mesin cetak.Eropa tak pernah
menyadari hutang budinya kepada Cina, sementara itu, yang lebih penting, bangsa
Cinta tak pernah mencapai perkembangan hingga menjadi ilmu modern dalam jenis
yang dicapai bangsa Eropa.
Ciri khas Renaissans masyarakat Eropa yang memaksa seni-seni praktis melaju
ke depan, tak pernah terjadi di Cina. Filsafat alam Cina juga didasarkan pada
anologi anologi organis dan hubungan-hubungan harmoni.Filsafat itu tidak pernah
dapat mengakomodasi gambaran materi mati yang bergerak sesuai dengan
hukum-hukum matematis, yang itu merupakan fondasi bagi ilmu Galilean.Matematika
bangsa Cina terdiri dari aturan-aturan perhitungan, dan meskipun sangat
canggih, matematika ini hanya dapat diterapkan kepada perhitungan-perhitungan
terperinci yang telah di rancang.
Akhirnya, terdapat kasus Jepang yang mempesona.Selama beberapa abad jepang
merupakan jajahan kultural Cina.Jepang mengalami penyingkapan singkat dalam
ilmu dan agama Barat sebelum para penguasanya di penghujung abad ke-17
memutuskan untuk menutup pintu pada pengaruh-pengaruh yang dianggap
membahayakan.
Dipenghujung abad ke-19, bangsa Jepang memutuskan berasimilasi dengan dunia
luar dan kemudian melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.Agama asli cukup
samar-samar sehingga bias mengakomodasi setiap pernyataan ilmu Barat. Para
ilmuwan Jepang, para teknisi dan orang-orang awam masa kini memutuskan untuk menjalani
hidup dalam dua sisi sebagian dalam dunia yang hiper-modern dan sebagian lagi
masih alam salah satu tradisi social kuno yang ketat.
Referensi:
Jerome, Revertz R. 2014. Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang lingkup Bahasan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar