Minggu, 04 Desember 2016

Kebahagiaankah Satu-Satunya yang Penting?

Utilitarianisme klasik yang dikemukakan oeh Bentham dan Mill, dapat diringkas kedalam tiga pernyataan, yaitu: pertama, tindakan harus dinilai benar atau salah hanya demi akibat-akibatnya. Artinya jika akibatnya baik maka tindakan itu dibenarkan, namun jika akibatnya buruk, maka tindakan itu salah. Kedua, dalam mengukur akibat-akibatnya, satu-satunya yang penting hanyalah jumlah kebahagiaan atau ketidakbahagiaan yang dihasilkan. Jika jumlah kebahagiaan lebih besar dibandingkan ketidakbahagiaan maka tindakan itu adalah benar. Ketiga, kesejahteraan setiap orang dianggap sama pentingnya. Kebahagiaan dalam utilitarianisme bukanlah kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga kebahagiaan untuk orang lain. Utilitarianisme menuntut agar orang berperilaku baik, tidak pilih kasih dan tidak pamrih kepada orang lain.
Argumen pertentangan yang pertama adalah mengenai tujuan utilitarianisme yang hanya mengejar kebahagiaan sebagai tujuan akhir. Sebagaiman dikatakan oleh Mill bahwa ajaran utilitarianis menjadikan kebahagiaan sebagai sesuatu yang diinginkan dan untuk mencapainya dapat dilakukan dengann berbagai cara. Gagasan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan terakhir dikenal dengan hedonisme. Hedonisme merupakan teori yang sudah terkenal sejak zaman Yunani Kuno. Hedonisme salah memahami hakikat kebahagiaan. Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang dikenal sebagai yang baik dan dicari demi dirinya, sementara yang lain dianggap sekedar sarana untukmenghasilkannya. Sesugguhnya kebahagiaan merupakan respons yang kita punyai terhadap tercapainya hal-hal yang kita kenal sebagai yang baik.
Gagasan inti yang menjadi dasar teori utilitarianisme adalah bahwa untuk menentukan apakah suatu tindakan bisa disebut benar , kita perlu melihat apa yang akan terjadi sebagai akibat dari tindakan itu. Pertimbangan itu meliputi keadilan, hak-hak dan alasan-alasan melihat ke belakang. Inilah yang menjadi dasar kritikan utilitarianisme. Utilitarianisme membenarkan tindakan yang melanggar hak seseorang asalkan memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Kelemahan pertimbangan utilitarianisme yang lain adalah hanya membatasi diri pada apa yang akan terjadi di masa depan sebagai akibat tindakan kita. Namun, tidak memperhatikan pertimbangan ke belakang. Contohnya, di masa lampau seseorang melakukan kebaikan kepada anda, oleh karena itu anda memiliki alasan untuk membantunya di masa sekarang.

Referensi:
Rachel, James. 2007. Filsafat Moral . Yogyakarta: Kanisus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar