Utilitarianisme
klasik yang dikemukakan oeh Bentham dan Mill, dapat diringkas kedalam tiga
pernyataan, yaitu: pertama, tindakan harus dinilai benar atau salah hanya demi
akibat-akibatnya. Artinya jika akibatnya baik maka tindakan itu dibenarkan,
namun jika akibatnya buruk, maka tindakan itu salah. Kedua, dalam mengukur
akibat-akibatnya, satu-satunya yang penting hanyalah jumlah kebahagiaan atau
ketidakbahagiaan yang dihasilkan. Jika jumlah kebahagiaan lebih besar
dibandingkan ketidakbahagiaan maka tindakan itu adalah benar. Ketiga,
kesejahteraan setiap orang dianggap sama pentingnya. Kebahagiaan dalam
utilitarianisme bukanlah kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga
kebahagiaan untuk orang lain. Utilitarianisme menuntut agar orang berperilaku
baik, tidak pilih kasih dan tidak pamrih kepada orang lain.
Argumen
pertentangan yang pertama adalah mengenai tujuan utilitarianisme yang hanya
mengejar kebahagiaan sebagai tujuan akhir. Sebagaiman dikatakan oleh Mill bahwa
ajaran utilitarianis menjadikan kebahagiaan sebagai sesuatu yang diinginkan dan
untuk mencapainya dapat dilakukan dengann berbagai cara. Gagasan bahwa
kebahagiaan merupakan tujuan terakhir dikenal dengan hedonisme. Hedonisme
merupakan teori yang sudah terkenal sejak zaman Yunani Kuno. Hedonisme salah
memahami hakikat kebahagiaan. Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang dikenal sebagai
yang baik dan dicari demi dirinya, sementara yang lain dianggap sekedar sarana
untukmenghasilkannya. Sesugguhnya kebahagiaan merupakan respons yang kita
punyai terhadap tercapainya hal-hal yang kita kenal sebagai yang baik.
Gagasan
inti yang menjadi dasar teori utilitarianisme adalah bahwa untuk menentukan
apakah suatu tindakan bisa disebut benar , kita perlu melihat apa yang akan terjadi
sebagai akibat dari tindakan itu. Pertimbangan itu meliputi keadilan, hak-hak
dan alasan-alasan melihat ke belakang. Inilah yang menjadi dasar kritikan
utilitarianisme. Utilitarianisme membenarkan tindakan yang melanggar hak
seseorang asalkan memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Kelemahan
pertimbangan utilitarianisme yang lain adalah hanya membatasi diri pada apa
yang akan terjadi di masa depan sebagai akibat tindakan kita. Namun, tidak
memperhatikan pertimbangan ke belakang. Contohnya, di masa lampau seseorang
melakukan kebaikan kepada anda, oleh karena itu anda memiliki alasan untuk
membantunya di masa sekarang.
Referensi:
Rachel,
James. 2007. Filsafat Moral .
Yogyakarta: Kanisus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar